Animasi Indonesia tak Kalah dari Asing

Animasi-Indonesia-tak-Kalah-dari-Asing

Animasi Indonesia tak Kalah dari Asing -Animasi Indonesia tidak kalah dari pihak asing. Menurut Direktur Eksekutif DNA Production Rina Novita, para animator Tanah Air sesungguhnya bisa menghadirkan tayangan animasi yang sangat baik dari segi kualitas konten.

Hanya saja, animasi Indonesia belum berkembang sebagai industri. Ada berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan animasi untuk bisa bertahan. Pasalnya, biaya produksi pembuatan tayangan animasi tidak sedikit. http://nahjbayarea.com/

“Kita tidak kalah, cuma belum ada yang mengorganisir secara benar. Padahal, ini adalah dunia industri yang dilihat dari banyak aspek,” ungkap Rina.

DNA Production adalah perusahaan kreatif asal Indonesia yang membawa Upin & Ipin dan BoBoiBoy bisa tayang di Indonesia. Perusahaan itu memegang lisensi serial televisi animasi anak-anak asal Malaysia tersebut.

Dia membuat komparasi, kedua serial animasi itu bisa sukses hingga ke luar negeri karena pemerintah memberikan dukungan penuh. Ada dana hibah yang dikucurkan, selain lembaga bernama Emdek yang membimbing para animator.

Rina berujar, membuat animasi tidak sekadar merancang gambar bergerak yang menarik. Ada banyak aspek yang menyokong seperti manajemen, pemasaran, produksi berkesinambungan, dan sejumlah hal lain yang perlu dipertimbangkan.

“Saya berharap pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif bisa melakukan pembimbingan itu,” kata Rina.

Sejumlah industri animasi dan komik di Indonesia kini mulai bangkit di tengah ramainya animasi buatan luar negeri. Namun apakah kebangkitan ini sekaligus mampu bersaing dengan karya bangsa asing?

Menurut Deputy of Collaboration Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia (AINAKI) Ehwan Kurniawan, potensi industri animasi karya anak bangsa saat ini, justru mulai diterima banyak orang.

GenPI.co – Sejumlah industri animasi dan komik di Indonesia kini mulai bangkit di tengah ramainya animasi buatan luar negeri. Namun apakah kebangkitan ini sekaligus mampu bersaing dengan karya bangsa asing?

Menurut Deputy of Collaboration Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia (AINAKI) Ehwan Kurniawan, potensi industri animasi karya anak bangsa saat ini, justru mulai diterima banyak orang.

Ehwan mengatakan, tak sedikit animasi Indonesia yang terserap di studi-studi animasi luar negeri, salah satunya seperti Ronny Gani yang ikut membuat animasi untuk film Avenger terkait visual efek.

Untuk para animator pemula, Ehwan menyarankan untuk lebih banyak bergaul dan membangun jaringan koneksi sesama industri animasi dan komikus.

“Animator juga bisa memulai dari yang kecil tapi potensinya bisa menjadi lebih besar. Yang murah bisa memanfaatkan media Youtube. Contoh lain serial animasi Nusa yang memulai dari Youtube kemudian sekarang mulai ke layar lebar,” kata Ehwan.

Sebelumnya Kementerian Perindustrian menyebutkan, pertumbuhan industri animasi berada di atas 6 persen. Meskipun kontribusi terhadap industri kreatif masih kecil, namun Kemenperin menilai industri angka ini akan terus bertambah seiring potensi pasar animasi yang terus berkembang.